Anda sedang mencari contoh Askep Diabetes Melitus? Tepat
sekali bila menemukan artikel ini karena akan disajikan beberapa runtutan askep
mulai dari pengertian sampai pada intervensi. Mungkin sebelumnya perlu anda
ketahui bahwa askep merupakan kepanjangan dari asuhan keperawatan yang mana
sebagai catatan untuk memberikan tindakan keperawatan pada pasien dengan
diagnose diabetes mellitus. Selanjutnya mari ke pembahasanya secara terperinci
dibawah ini.
Askep Diabetes Melitus
1. Pengertian
Diabetes
mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta berkembangnya komplikasi
mikrovaskuler, makrovaskuler dan neurologis. DM terjadi akibat tubuh tidak
menghasilkan/memakai insulin sebagaimana mestinya. DM biasanya karena faktor
genetik dan obesitas Adapun arti lain mengatakan jika Diabetes militus
merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam
jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang
dikonsumsi.
2. Pathofisiologi
Dalam keadaan normal jika terdapat
insulin, asupan glukosa/produksi glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan
disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses
glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110 mg/dl).
Pada pasien DM, kadar glukosa dalam darah meningkat/tidak terkontrol, akibat
rendahnya produk insulin/tubuh tidak dapat menggunakannya, sebagai sel-sel akan
starvasi. Bila kadar meningkat akan dibuang melalui ginjal yang akan
menimbulkan diuresis sehingga pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang
melalui urin maka tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat
(poliphagi). Akibat sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati
membran sel, maka pasien akan cepat lelah.
3. Manifestasi Klinis
Runtutan Askep Diabetes Melitus ketiga yaitu berkaitan dengan manifestasi klinis (tanda dan gejala). Gejala
diabetes mellitus tipe 1 muncul secara tiba–tiba pada usia anak–anak sebagai
akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan
baik. Gejala–gejalanya antara lain adalah sering buang air kecil, terus menerus
lapar dan haus, berat badan turun, kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada
kulit yang berulang, meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni,
cenderung terjadi pada mereka yang berusia dibawah 20 tahun. Sedangkan diabetes
mellitus tipe 2 muncul secara perlahan–lahan sampai menjadi gangguan kulit yang
jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala pada diabetes mellitus tipe
I, yaitu cepat lemah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit, sering buang air
kecil, terus menerus lapar dan haus, kelelahan yang berkepanjangan dan tidak
ada penyebabnya, mudah sakit yang berkepanjangan, biasanya terjadi pada mereka
yang berusia diatas 40 tahun tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada
golongan anak–anak dan remaja. Gejala–gejala tersebut sering terabaikan karena
dianggap sebagai keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah masuk ke saluran urine sehingga ketika urine
tersebut tidak disiram akan dikerubungi oleh semut adalah tanda adanya gula.
Gejala lain yang biasa muncul adalah penglihatan kabur, luka yang lama sembuh, kaki
terasa keras, infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita, impotensi pada
pria.
3. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan
gula darah. Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar
gula darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi asupan makanan yang
berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan sesudah makan serta pada waktu tidur.
Lalu untuk Pemeriksaan dengan Hb dilakukan pengontrolan DM jangka lama yang
merupakan Hb minor sebagai hasil dari glikolisis normal. Dan yang terakhir adalah
Pemeriksaan Urine. Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa
darah untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara
pemeriksaan darah.
4. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi
Potensial
Komplikasi : Neuropati
- Pantau tanda dan gejala neuropati perifer diantaranya Diabetes tak terkontrol, diagnosis
diabetes > 10 tahun, nyeri, penurunan sensasi, penurunan respons tendon
dalam (Achilles dan patella), penurunan rasa vibrasi, ulkus kaki Charcot's, penurunan
propriosepsi, parestesia
Potensial
Komplikasi : Penyakit Vaskuler
- Kaji faktor risiko, monitor tanda dan gejala
komplikasi makrovaskuler dan meminimalkan komplikasi lebih jauh diantaranya, hipertensi,
hiperlipidemia, obesitas, diabetes tak terkontrol
Perubahan
Nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang melebihi
kebutuhan aktivitas, kurang pengetahuan, atau koping infektif.
- Intake nutrisi seimbang dengan kebutuhan nutrisi
tubuh dengan cara jelaskan pentingnya mematuhi diet dan program latihan yang
dianjurkan, tingkatkan kesadaran klien tentang bagaimana berat badan
dipengaruhi oleh keseimbangan antara masukan makanan dan aktivitas, membantu klien mengembangkan program
penurunan berat badan sehat dan aman, membahasa mulainya program latihan lalu instruksikan
klien untuk konsul dengan dokter sebelum memulai, bila ada indikasi serta kolaborasi
dengan dokter (Pemberian obat-obatan : insulin atau pemeriksaan laboratorium :
Glukosa serum, aseton plasma, asam lemak bebas, osmolasitas)
Resiko tinggi terhadap
ketidakpatuhan berhubungan dengan kerumitan dan kronisnya program yang
dianjurkan.
- Pasien akan patuh akan anjuran dari tim kesehatan
dengan cara identifikasi dan perbaiki miskonsepsi tentang diabetes (keyakinan
klien tentang kesehatan, diabetes, dan pengobatannya sangat mempengaruhi
kemungkinan keberhasilan regimen terapeutik),
mengajarkan klien menggunakan strategi penyuluhan selektif, singkat, dan
penguatan tertulis, mengidentifikasi tujuan spesifik dalam regimen teraupetik
yang dapat dicapai klien secara realistic (dengan menganjurkan klien mencapai
setahap setahap dapat menjadikan strategi yang paling efektif), memberikan
pujian untuk mendorong penatalaksanaan diri (untuk memenuhi tujuan yang dapat
membantu memperbaiki hasil), bantu klien dengan mengidentifikasi dan
mengkordikasikan perubahan gaya hidup. Kapan saja memungkinkan, ubah regimen
terupetik untuk menyesuaikan situasi individual pasien
Itulah tadi penjelasan singkat tentang Askep
Diabetes Melitus yang
semoga membantu anda dalam penyusunan askep sebenarnya. Terima kasih dan sekian