Wednesday, 5 August 2015

Askep Diabetes Melitus





Anda sedang mencari contoh Askep Diabetes Melitus? Tepat sekali bila menemukan artikel ini karena akan disajikan beberapa runtutan askep mulai dari pengertian sampai pada intervensi. Mungkin sebelumnya perlu anda ketahui bahwa askep merupakan kepanjangan dari asuhan keperawatan yang mana sebagai catatan untuk memberikan tindakan keperawatan pada pasien dengan diagnose diabetes mellitus. Selanjutnya mari ke pembahasanya secara terperinci dibawah ini.
Askep Diabetes Melitus

1. Pengertian
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta berkembangnya komplikasi mikrovaskuler, makrovaskuler dan neurologis. DM terjadi akibat tubuh tidak menghasilkan/memakai insulin sebagaimana mestinya. DM biasanya karena faktor genetik dan obesitas Adapun arti lain mengatakan jika Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi.

2. Pathofisiologi

Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa/produksi glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110 mg/dl). Pada pasien DM, kadar glukosa dalam darah meningkat/tidak terkontrol, akibat rendahnya produk insulin/tubuh tidak dapat menggunakannya, sebagai sel-sel akan starvasi. Bila kadar meningkat akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan diuresis sehingga pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin maka tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat (poliphagi). Akibat sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati membran sel, maka pasien akan cepat lelah.
3. Manifestasi Klinis
Runtutan Askep Diabetes Melitus ketiga yaitu berkaitan dengan manifestasi klinis (tanda dan gejala). Gejala diabetes mellitus tipe 1 muncul secara tiba–tiba pada usia anak–anak sebagai akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala–gejalanya antara lain adalah sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus, berat badan turun, kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang berulang, meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni, cenderung terjadi pada mereka yang berusia dibawah 20 tahun. Sedangkan diabetes mellitus tipe 2 muncul secara perlahan–lahan sampai menjadi gangguan kulit yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala pada diabetes mellitus tipe I, yaitu cepat lemah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit, sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus, kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya, mudah sakit yang berkepanjangan, biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40 tahun tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak–anak dan remaja. Gejala–gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah masuk  ke saluran urine sehingga ketika urine tersebut tidak disiram akan dikerubungi oleh semut adalah tanda adanya gula. Gejala lain yang biasa muncul adalah penglihatan kabur, luka yang lama sembuh, kaki terasa keras, infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita, impotensi pada pria.

3. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan gula darah. Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi asupan makanan yang berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan sesudah makan serta pada waktu tidur. Lalu untuk Pemeriksaan dengan Hb dilakukan pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb minor sebagai hasil dari glikolisis normal. Dan yang terakhir adalah Pemeriksaan Urine. Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara pemeriksaan darah.
4. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi
Potensial Komplikasi : Neuropati
- Pantau tanda dan gejala neuropati perifer  diantaranya Diabetes tak terkontrol, diagnosis diabetes > 10 tahun, nyeri, penurunan sensasi, penurunan respons tendon dalam (Achilles dan patella), penurunan rasa vibrasi, ulkus kaki Charcot's, penurunan propriosepsi, parestesia
Potensial Komplikasi : Penyakit Vaskuler
- Kaji faktor risiko, monitor tanda dan gejala komplikasi makrovaskuler dan meminimalkan komplikasi lebih jauh diantaranya, hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, diabetes tak terkontrol
Perubahan Nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang melebihi kebutuhan aktivitas, kurang pengetahuan, atau koping infektif.
- Intake nutrisi seimbang dengan kebutuhan nutrisi tubuh dengan cara jelaskan pentingnya mematuhi diet dan program latihan yang dianjurkan, tingkatkan kesadaran klien tentang bagaimana berat badan dipengaruhi oleh keseimbangan antara masukan makanan dan aktivitas,  membantu klien mengembangkan program penurunan berat badan sehat dan aman, membahasa mulainya program latihan lalu instruksikan klien untuk konsul dengan dokter sebelum memulai, bila ada indikasi serta kolaborasi dengan dokter (Pemberian obat-obatan : insulin atau pemeriksaan laboratorium : Glukosa serum, aseton plasma, asam lemak bebas, osmolasitas)
Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kerumitan dan kronisnya program yang dianjurkan.
- Pasien akan patuh akan anjuran dari tim kesehatan dengan cara identifikasi dan perbaiki miskonsepsi tentang diabetes (keyakinan klien tentang kesehatan, diabetes, dan pengobatannya sangat mempengaruhi kemungkinan keberhasilan regimen terapeutik),  mengajarkan klien menggunakan strategi penyuluhan selektif, singkat, dan penguatan tertulis, mengidentifikasi tujuan spesifik dalam regimen teraupetik yang dapat dicapai klien secara realistic (dengan menganjurkan klien mencapai setahap setahap dapat menjadikan strategi yang paling efektif), memberikan pujian untuk mendorong penatalaksanaan diri (untuk memenuhi tujuan yang dapat membantu memperbaiki hasil), bantu klien dengan mengidentifikasi dan mengkordikasikan perubahan gaya hidup. Kapan saja memungkinkan, ubah regimen terupetik untuk menyesuaikan situasi individual pasien
Itulah tadi penjelasan singkat tentang Askep Diabetes Melitus yang semoga membantu anda dalam penyusunan askep sebenarnya. Terima kasih dan sekian